Mengenal Batu Mulia

Monday 2 February 2015

0
Jentreng Dan Tarawangsa

Tarawangsa salah satu alat musik masyarakat Sunda. Keberadaannya telah disebut-sebut dalam naskah-naskah Sunda Kuno seperti Jatiraga dan Sewa ka Darma yang ditulis pada masa Kerajaan Sunda-Pajajaran masih berdiri tegak.

Jentreng Tarawangsa kesenian Sunda
Kini, tradisi seni Tarawangsa masih hidup di beberapa daerah Jawa Barat. Walau tinggal hitungan  jari. Sebutlah Rancakalong di Sumedang, Cipatujah di Tasikmalaya, dan di daerah-daerah tertentu di Bandung dan Banten.


Tarawangsa dan Jentreng

Tarawangsa merupakan alat musik kayu yang terdiri atas dua bagian. Tangkai penampang dawai dan badan (body) berbentuk kotak. Dawainya memiliki dua senar yang dimainkan oleh lengan kiri. Sementara penggeseknya dimainkan oleh tangan kanan. Adapun senar yang satu dan paling dekat dengan pemain dimainkan dengan cara digesek. Sedangkan senar satu lagi dipetik dengan jari telunjuk. Jenis kayu yang digunakan untuk membuat Tarawangsa adalah kayu kemiri, jengkol, dadap, dan kenanga.

Tarawangsa

Tarawangsa tak berdiri sendiri. Ia merupakan ensemble yang ditemani oleh alat musik lain bernama jentreng’ Bentuknya seperti kecapi. Jentreng terbuat dari kayu dan terdiri atas tujuh dawai dan dimainkan dengan dipetik.
Sementara laras atau tangga nada yang digunakan dalam memainkan tarawangsa adalah pelog (tiap oktafnya terdiri atas lima, enam, atau tujuh nada yg jaraknya tidak sama). Disesuaikan dengan steman jentreng yang pelog (bernada da-mi-na-ti-la).


Jentreng


Asal Mula Tarawangsa

Jentreng dan Tarawangsa

 Sukar sekali melacak sejak kapan alat musik Tarawangsa lahir di Tanah Pasundan, karena ketiadaan sumber tertulis mengenai hal tersebut. Namun, kita masih diuntungkan oleh sejumlah tradisi lisan yang hidup hingga kini yang mengisahkan asal mula Tarawangsa. Salah satunya tradisi lisan masyarakat Rancakalong, Sumedang. Menurut versi lisan Rancakalong, seni Tarawangsa telah ada sejak masa Kerajaan Mataram Kuno, sekitar abad ke-8 atau ke-9 Masehi.

Dikisahkan bahwa pada saat itu di Tatar Sunda belum ada bibit padi (sawah). Syahdan, sekelompok pemain musik jalanan alias pengamen dari Tatar Sunda, membawa berbagai alat tatabeuhan seperti celempung, rengkong, dan Tarawangsa, tiba di wilayah Mataram (antara Jawa Tengah dan Yogyakarta kini). Sebuah negara dengan wilayah yang menghasilkan beras melimpah. Dari benak para pengamen ini lahir sebuah gagasan konyol namun revolusioner: mencuri benih padi.

Para pengamen pun mencoba menyembunyikan benih padi ke dalam celempung, alat musik pukul dari bambu. Namun, upaya ini gagal. Tak kehilangan akal, para pengamen ini mencoba memasukkan benih ke dalam rengkong, yakni pikulan untuk padi dari bambu (awi gombong). Akan tetapi, lagi-lagi usaha para pengamen ini gagal. Mereka terus mencari akal dan kemudian, seorang dari mereka yang bernama Eyang Sinapel atau Eyang Wisya Mangkunegara berhasil membawa benih padi dengan cara menyembunyikan di lubang tarawangsa. Usaha si eyang ini berhasil, mereka pun lalu pulang ke kampung halamannya di Rancakalong dengan membawa benih padi asal Mataram itu. Konon, sejak itu Tanah Sunda menjadi salah satu penghasil beras utama, selain Jawa.

Kisah di atas, selain mengisahkan hal ikhwal keberadaan Tarawangsa pada awal sekali, juga memberitakan bahwa masyarakat Sunda pada masa tersebut (abad ke-8 dan ke-9) belum mengenal jenis padi sawah, melainkan hanya padi huma. Dalam versi cerita rakyat ini pada masa itu masyarakat Sunda membawa padi hasil panen mereka langsung ke rumah dengan bantuan rangkong. Budaya ladang dari masyarakat Sunda pun terlihat dari alat-alat musik yang mayoritas terbuat dari bambu.

Cerita rakyat lainnya dari Sumedang yang berkisah tentang asal mula Tarawangsa, ditemukan dalam laporan penelitian Yetti Setianingsih, dkk (2006). Ringkas cerita, seorang bernama Eyang Muhari mengalami mati suri karena penyakit yang diderita.  Ketika jenazahnya hendak dimandikan oleh orang-orang Rancakalong, datanglah Eyang Salia. Untunglah Eyang Salia datang tepat waktu. Ia menyuruh orang-orang tersebut untuk mengurungkan niatnya.

Eyang Salia kemudian mengamati tubuh Eyang Muhari. Ia menerawang dengan mata batinya. Eyang Salia yakin, bahwa Eyang Muhari masih dapat hidup kembali. Setelah ditunggu dua jam, Eyang Muhari bangun. Ia begitu heran melihat banyak orang berkumpul di rumahnya.

Eyang Muhari lalu bercerita tentang apa yang dialaminya ketika mati suri. “Aku bermimpi bertemu dengan seorang tua berjenggot panjang. Orang tua tersebut menyuruhku untuk melakukan apa yang dikatakannya”. Apa yang diceritakannya tersebut merupakan cikal bakal kesenian Tarawangsa. Orang berjenggot itu memberikan sebagian tata cara melaksanakan kesenian Tarawangsa.

Cerita rakyat di atas, jelas lebih tua dari kisah sebelumnya, (para pengamen Sunda ke Mataram). Cerita dari laporan penelitian Yetti Setia Ningsih, dkk ini mengisahkan ihwal inspirasi penciptaan Tarawangsa. Namun sayang dalam kisah tersebut tidak terdapat tahun kejadian “Mati Suri”-nya Eyang Muhari.

Bukan suatu kebetulan jika wilayah - wilayah lain di Jawa Barat memiliki tradisi lisan serupa dalam versi yang belum tentu sama persis. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai sejarah lahirnya Tarawangsa.


Persembahan kepada Sanghyang Sri

Tarawangsa diperagakan saat digelarnya perayaan hasil panen dan diperuntukkan kepada Sanghyang Pohaci Sri, makhluk langit penguasa padi. Dalam perayaan ini, para penari yang terdiri atas sejumlah lelaki dan perempuan, turun ke gelanggang dengan diiringi ensemble Tarawangsa dan Jentreng.  Mereka menari dengan pola tak beraturan, karena memang musik Tarawangsa ini tidak menuntut tarian dengan pola tertentu. Prosesi Tarawangsa dipimpin oleh saehu atau sesepuh adat, dengan sepasang patung lelaki dan perempuan perwujudan Aki Balangantrang dan Nini Pohaci, wajib dihadirkan.

 
Alat Musik Kahyangan

Kata Tarawangsa sudah disebut-sebut dalam sejumlah naskah berbahasa dan beraksara Sunda Kuno seperti Jatiniskala (Jatiraga). Dalam naskah-naskah ini disebutkan bahwa alat Tarawangsa diperdengarkan di alam kahyangan. Hal ini dapat kita lihat dari kutipan teks Jatiniskala berikut:

Yata nira nu mangih / ning bumi kumirincing / Rari sada tatabeuhhan / ri aci bemiring kumirinycing / kumarenycang kumarenycong / rari ti nu rari aci kwaswar(r)anan / hya(ng) gending (gending) narawangsa / kaamsuh ku deneng pawana (Maka dialah yang menemukan, dunia gemerincing. Ramai suara bunyi-bunyian, dalam pusat dunia gemerincing, kumarencyang-kumarenycong, lebih ramai daripada pusat keramaian di bawah, gamelan keramat dibunyikan diiringi tarawangsa, tersebar oleh hembusan angin).

Selain Tarawangsa, ada sejumlah atal musik lain yang disebutkan oleh sejumlah naskah Sunda Kuno seperti Para Putra Rama dan Rawana, Sri Ajnyana, Bujangga Manik. Mereka adalah goong (gong) kuning, goong jawa, gending (gendang), sarunay (seruling), gangsa (gamelan perunggu, canang), caning,  karinding,  dan kacapi, di mana sebagian alat musik tersebut, terutama alat pukul (tatabeuhan), sering diperdengarkan di alam kasorgaan dan kahyangan.



Sumber Rujukan
Noorduyn, J. dan A. Teeuw. Tiga Pesona Sunda Kuna. Jakarta: Pustaka Jaya.

Yetti Setianingsih, dkk. 2006. Aspek Didaktis dalam Teks Cerita Sastra Lisan di Kabupaten Sumedang. Laporan Penelitian. Fakultas Sastra Unpad.

“Jentreng Tarawangsa: Menari untuk Dewi Padi”. Diunduh 22 Oktober 2011. Dari http://berita.liputan6.com/read/331218/jentreng-tarawangsa-menari-untuk-dewi-padi
Monday 26 January 2015

1
Giok Aceh

BANDA ACEH - Ir Muhammad Usman (50), putra Aceh yang sudah 30 tahun menjadi kolektor batu permata, mengklaim bahwa kualitas batu giok Aceh menempati peringkat kedua di dunia, setelah Burma (Myanmar), disusul giok Kanada di tempat ketiga.



Hal itu dia ungkapkan kepada Serambi, Selasa (16/12) sore menanggapi laporan eksklusif harian ini berjudul “Aceh Demam Giok” yang dipublikasi kemarin.
Khusus giok jenis nefrit, menurutnya, kualias terbaik di dunia terdapat di Myanmar. “Tapi stoknya di Myanmar sudah habis,” ujar pria yang akrab disapa Abu Usman ini.
Giok nefrit terbaik kedua di dunia, kata Abu Usman, justru terdapat di Indonesia, tepatnya di Nagan Raya, Provinsi Aceh. Giok jenis ini pula yang membuahkan kemenangan bagi Abu Usman saat mengikuti Indonesian Gemstone Competition Idocrass pada Maret 2014 di Jakarta.
Nefrit peringkat ketiga, menurutnya, adalah batu giok yang terdapat di Kanada. Diakuinya, “demam” giok yang terjadi dalam enam bulan terakhir telah menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang di Aceh. Kegemaran mengoleksi batu permata tersebut merambah ke semua lini, tak terkecuali para pejabat di daerah.
Namun siapa sangka, dari sekian banyak jenis batu permata, tiga nama di antaranya dipopulerkan oleh Abu Usman, seperti jenis idocrass, solar, dan neon.
Menurutnya, batu-batu ini memiliki kelebihan dari lobster atau cahaya, warna, kilat kaca, bahkan tingkat kekerasannya yang sudah mencapai 7 pada skala Mohs. sumber tribun new

1
PELUANG USAHA

Belakangan ini banyak produk supermarket yg di jual bebas, dan ini resmi dari supermarket tersebut.
 Ini legal dan tidak melanggar hukum, karena tidak memalsukan, barangnya asli bahkan barcode dan bandrol harga masih terpasang, yg hebatnya lagi harga lebih murah dari harga jual di supermarket tersebut. Lebih murah pula dari promo yg mereka adakan. Brand yg beredar cukup terkenal seperti Nevada, Inside, Fladeo, Little M, Cole, Novel Mice dan masih banyak brand lainnya. Ini bisa mencakup sepatu, tas, sandal dan baju anak maupun dewasa.

Bagi yg jeli hal ini merupakan peluang usaha karena barang nya asli, legal dan harga lebih murah. Hanya kelemahanya barang terbatas baik model maupun sizenya. ANDA TER TARIK? 
Monday 21 April 2014

1
Mengenal Batu Bacan

Batu Bacan dipercaya sebagai batu hidup yang akan berubah warnanya seiring berjalannya waktu. Batu bacan dengan inclusi atau serat batu yang banyak lama kelamaan akan berubah menjadi lebih bersih dan menjadi kristal. Waktu yang dibutuhkan batu ini untuk menjadi kristal bisa bertahun-tahun. Harga batu Bacan lumayan mahal karena langka dan istimewa. Menurut beberapa pedagang batu di Rawabening, pertambangan batu Bacan sangatlah sulit. Tambang batu hijau cantik ini hanya ada di sebuah pulau terpencil daerah kepulauan Maluku. Penambang batu harus menggali tanah dalam-dalam demi mencari urat-urat galur batu Bacan. Nama pulau penghasil batu Bacan itu adalah pulau Kasiruta. Sebenarnya nama Bacan diambil dari nama sebuah pulau di sebelah timur pulau Kasiruta, bernama pulau Bacan. Di pulau inilah pertama kali batu itu diperdagangkan sehingga penamaan batu ini menjadi batu Bacan.
Batu Bacan Palamea

Friday 28 February 2014

0
Pandawa Lima

Pandawa Lima adalah Lima Satria dari Pandawa yang terdiri dari : Darmakusumah (Yudhistira), Bima, Arjuna, Nakula, Sadewa. Pandawa Lima keturunan dari Pandu Dewanata dengan Kunti Nalibrata

1. Darmakusumah 

adalah anak pertama Prabu Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti Nalibrata. Raja di Amarta, dan Astina setelah Perang Baratayuda. Ia terkenal sebagai raja yang arif bijaksana dan adil paramarta, serta sangat sabar. Memiliki senjata Jamus layang kalimahsada, Nama lain Darmakusuma adalah Yudhistira, Samiaji, Kontea, Punta Dewa dan Wijakangka.
Darma Kusumah
Karakter : bijaksana, adil dan sabar

Julukan : Yudhistira, Samiaji, Kontea, Punta Dewa dan Wijakangka

Senjata : Jamus Layang Kalimasada

2. Bima 

Bima merupakan urutan kedua dari Pandawa Lima. Nama lain Bima adalah Bratasena dan Bayushuta karena merupakan penjelmaan batara Bayu. Mempunyai perawakan yang tinggi besar, bersikap tegas dan memiliki sifat gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur, cenderung tempramental. Bima menganggap semua orang sama derajatnya, makanya dia gak pernah berkata-kata halus dengan siapa saja termasuk tidak pernah duduk dihadapan mereka. Ia gemar memasak dan gemar makan.
Bima


Julukan : 
- Bayushuta - karena merupakan penjelmaan Batara Bayu
- Werkodara - karena gemar makan
Karakter : berani, teguh, tabah, patuh dan jujur cendrung temperamen.
Senjata : Gada

3. Arjuna 

Arjuna
Arjuna adalah putra ketiga dari Pandu dan Dewi Kuntinalibrata. merupakan putra ketiga dari Pandawa Lima dan biasa disebut panengah Pandawa.

Arjuna mempunyai julukan Janaka karena terkenal mempunyai banyak istri, dan Tampan (permadi). Arjuna Senang berkelana, bertapa dan berguru mencari Ilmu.Gurunya yang terkenal adalah Resi Dorna dari padepokan Sokalima.

Karakter : cerdik, pandai, pendiam, teliti, sopan santun, berani dan suka melindungi yang lemah.

Pangilan lain Arjuna : 
- Dhananjaya (Perebut kekayaan) - karena berhasil mengumpulkan upeti saat upacara Rajasuya yang      diselenggarakan Yudistira (Darmakusumah).
- Kirti (yangbermahkota Indah) - karena ia di beri mahkota indah oleh Dewa Indra saat berada di surga
- Partha (outra Kunti) - karena ia Putra Pritha alias Kunti

Senjata : Panah 

4. Nakula

Nakula
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Pinten (nama tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan sebagai obat) adalah putra ke-empat Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati, dari negara Mandaraka. Nakula mahir menunggang kuda dan pandai mempergunakan senjata panah dan lembing. Nakula tidak akan dapat lupa tentang segala hal yang diketahui karena ia mepunyai Aji Pranawajati pemberian Ditya Sapujagad, Senapati negara Mretani.

Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Sadewa, yang lebih kecil darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orangtuanya meninggal, ia bersama adiknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Nakula pandai memainkan senjata pedang. Dropadi berkata bahwa Nakula merupakan pria yang paling tampan di dunia dan merupakan seorang ksatria berpedang yang tangguh. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam masa pengasingan di hutan, Nakula dan tiga Pandawa yang lainnya sempat meninggal karena minum racun, namun ia hidup kembali atas permohonan Yudistira. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengasuh kuda.

Karakter : Jujur, setia, taat, belas kasih, pandai menyimpan rahasia.
Senjata : panah dan tombak


5. Sadewa

sadewa
Dalam pedalangan Jawa disebut pula dengan nama Tangsen (buah dari tumbuh-tumbuhan yang daunnya dapat dipergunakan dan dipakai untuk obat) adalah putra ke-lima atau bungsu Prabu Pandudewanata, raja negara Astina dengan permaisuri Dewi Madrim, putri Prabu Mandrapati dengan Dewi Tejawati dari negara Mandaraka. Ia lahir kembar bersama kakanya, Nakula. Sadewa mempunyai watak jujur, setia, taat, belas kasih, tahu membalas guna dan dapat menyimpan rahasia.

Ia merupakan penjelmaan Dewa kembar bernama Aswin, Sang Dewa pengobatan. Saudara kembarnya bernama Nakula, yang lebih besar darinya, dan merupakan penjelmaan Dewa Aswin juga. Setelah kedua orang tuanya meninggal, ia bersama kakaknya diasuh oleh Kunti, istri Pandu yang lain. Sadewa adalah orang yang sangat rajin dan bijaksana. Sadewa juga merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu astronomi. Yudistira pernah berkata bahwa Sadewa merupakan pria yang bijaksana, setara dengan Brihaspati, guru para Dewa. Ia giat bekerja dan senang melayani kakak-kakaknya. Dalam penyamaran di Kerajaan Matsya yang dipimpin oleh Raja Wirata, ia berperan sebagai pengembala sapi.

Karakter :  Rajin, Bijaksana

sumber : diolah dari berbagai sumber

2
KARAKTER TOKOH WAYANG GOLEK (DARMAKUSUMAH)

Darmakusumah


Darmakusumah adalah anak pertama Pandu Dewanata dengan Dewi Kunti Nalibrata. Raja di Amarta, dan Astina setelah Baratayuda. Ia terkenal sebagai raja yang arif bijaksana dan adil paramarta, serta sangat sabar.

Dalam kisah Pandawa Dadu, Darmakusumah kalah main dadu, yang mengakibatkan para Pandawa beserta Kunti harus menjalani hukuman (berkelana di hutan selama 12 tahun). Dalam lakon Babad Alas Amer, Darmakusumah dirasuki raja Alas Amer yang bernama Prabu Yudistira, maka sejak itu ia pun disebut Yudistira. Dalam Baratayuda ia dipaksa oleh Kresna menghadapi Adipati Salya yang menjadi Senapati Kurawa dan mengalahkannya.

Dalam kisah Pandawa Seda, Darmakusumah bisa moksha beserta raganya yang ditemani oleh seekor anjing sebagai penjelmaan Batara Darma. Dari isterinya Drupadi (puteri raja Drupada dari negara Campaladirja), mempunyai anak bernama Pancawala. Ia mempunyai jimat jamus layang kalimasada yang sangat sakti. Nama lain dari Darmakusumah a.l Samiaji, Kontea, Puntadewa, Yudistira, Wijakangka. Dalam wayang Darmakusumah terkenal tidak suka perang, tidak pernah marah, tidak pernah berdusta.

sumber : wayanggolek.info
                Timsan dan wayang.blogspot.com
Thursday 27 February 2014

0
Sisingaan

Sisingaan adalah kesenian yang terdiri dari boneka singa yang di pikul oleh empat orang sambil di iringi musik.
Sisingaan
Tuesday 11 February 2014

4
Mengenal Jenis Batu Mulia

Wajah-Indonesiaku, Jakarta - Belakangan ini benda - benda yang di anggap kuno atau benda kelenik dijadikan trend oleh kaula muda, sebagai contoh batu mulia dan batu akik. Untuk mengenal dan mengetahui jenis batu mulia dan batu akik serta mengetahui ciri - ciri batu asli atau bukan, Wajah indonesia akan mencoba mengulas, selamat menyimak. Lanjuuuut.
Jenis - jenis batu mulila :
1. Batu Badar Lumut
Badar lumut
Batu Badar Lumut (hakikat) adalah batu bukit atau batu gunung yang tergolong jenis batu alam (natural Stones Chalcedony). Disebut Badar Lumut karena batu ini di dalamnya ada lumut yang tumbuh. Jenis Lumut yang tumbuhpun ada yang hijau dan berwarna warni.


Badar Lumut Panca Warna


4. Batu Badar besi

Badar Besi
Batu Badar Besi ilmiahnya disebut batu magnesteen, dimana batu ini jika didekatkan kemagnet akan menempel. Batu Badar Besi memiliki kandungan ferum(fe) dengan kandungan oksigen yang tinggi, sehingga memiliki warna Coklat agak kehitaman. Kekerasan pada skala 5 - 6 mohs.

5. Batu Kecubung (Amethys)

Amethys Stones

Rough Amethys
Batu Kecubung atau Amethys biasanya berwarna ungu, namun ada warna lain yaitu merah jambu pink namun yang paling bagus yang berwarna ungu kebiruan. memiliki kekerasan 7 pada skala mohs. Jenis Batu ini termasuk Quartz. Quartz sendiri bisa di golongkan menjadi,

a. Snow Quartz (Kuarsa Salju)
Disebut Snow Quartz karena warnanya putih seperti salju.

Snow Quartz



b. Ice Quartz

Ice Quartz cendrung lebih bening dibanding Snow Quartz lebih tepatnya seperti Batu es makanya quartz jenis ini di sebut Ice Quartz.

Ice Quaartz

c.Clear Quartz (Kinyang Air)

Quartz tipe ini lebih bening dan jernih hampir seperti kaca sehingga di sebut clear Quartz. Clear Quartz paling bagus di banding Snow Quartz dan Ice Quartz.

Clear Quartz
6. Batu Mata Kucing
 
Cat's Eye Stone
Batu mata Kucing atau cat's eyes disebut demikian karena apabila dalam kegelapan dengan sedikit cahaya saja akan terlihat seperti mata hewan atau mata kucing. Batu ini biasanya berwarna coklat kehitaman, kuning madu dan hijau muda. Memiliki kekerasan 8 - 9 skala mohs. Batu ini banyak ditemukan di negara Afrika Timur, Rusia, Tanzania, Srilangka dan India.

Ciri Batu Mata Kucing Asli adalah garis ditengah apabila batu digerakan akan menjadi dua dan akan bergarak membuka dan menutup.
7. Batu Mata Harimau (Tiger's Eye Stone)

 
 
Batu ini tergolong dalam keluarga Quartz. Disebut Batu Mata Harimau karena jika terkena cahaya terlihat seperti mata harimau. Negara asal Afrika Selatan, Jerman Timur, Australia, Rusia dan Cina.
kekerasan batu ini 7 pada skala mohs. Batu ini memilliki warna kuning bercampur dengan warna hitam dan coklat.

8. Giok

Batu Giok telah di kenal sejak 10.000 tahun lalu, bahkan sejak jaman neolitikum di cina. Apakah Indonesia
memiliki Batu Giok ? Walaupun Gak Sama dengan Batu giok pada zaman neolitikum di Cina ?
Jawabanya Ya , Indonesia punya dan tidak kalah bagus, Sobat Wajah Indonesia Boleh berbangga dengan kekayaan alam Indonesia yang begitu lengkap. Giok Aceh, ternyata di ujung barat Indonesia ada batu Giok jenis batu giok Aceh sepengetahuan penulis ada dua, hitam dan hijau. Mungkin ada sobat yang tahu jenis lain bisa berbagi dengan wajah Indonesia.
Rough Giok Aceh

Keunikan Batu Giok Aceh adalah Warnanya yang selalu berubah, terkadang ada warna putih seperti awan yang selalu berubah bentuknya sungguh indah. sedangkan yang warna hitam jika di senter akan terlihat Hijau luar biasa.

Giok Aceh





 
. | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog