Mengenal Batu Mulia

Friday 25 November 2011

0
Tawassul Dalam Pandangan ISLAM

Catatan Harian

APA MAKNA TAWASSUL ?

Tawassul berasal dari kata “Wasilah”yang artinya “Perantara”.Adapun tawassul itu sendiri berarti menjadikan sesuatu sebagai perantara. Seperti halnya orang yang sedang sakit meminta kesembuhan kepada Allah namun dengan perantara dokter atau obat -  obatan, maka orang yang berobat ke dokter atau meminum obat adalah orang “bertawassul” dengan obat dan dokter agar Allah memberi kesembuhan.
Adapun makna Tawassul dalam ranah islam adalah : menjadikan sesuatu yang disukai dan diridhoi Allah SWT sebagai “Perantara” agar hal tersebut menjadi salah satu sebab terkabulnya doa dan memiliki pengaruh atau kekuatan independen dalam terkabulnya doa dan hajat tersebut karena mereka semua hanya mahluk yang tidak memilki pengaruh dan kekuatan apapun hanya saja Allah menyukai dan meridhoi mahluk mahluk tersebut, dan hanya Allah-lah yang dapat mengabulkan atau menolak sesuatu.



APAKAH TAWASSUL DIPERINTAHKAN ALLAH SWT ?

Ya, tawassul adalah salah satu amaliah yang diperintahkan Allah. Dalam kitab suci Al Qur’an Allah memerintahkan hamba – hamba Nya untuk bertawassul (mencari perantara) antara Dia dengan hamba -  hamba Nya, sebagaimana AllaH tegaskan dalam firman Nya :


“Hai orang – orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”. QS Al Maidah : 35.
Ayat ini dengan jelas dan terang benderang memrintahkan hamba – hamba Nya untuk bertawassul setelah memerintahkan mereka bertaqwa kepada Nya dan tentunya wasilah (perantara) itu dari kalangan mahluk Nya.


APAKAH RASULLAH SAW DAN PARA SAHABATNYA BERTAWASSUL ?

Tentunya sebagaimana yang kita ketahui bahwa Nabi Muhammad SAW adalah suri tauladan bagi
Kita, beliau adalah hamba yang paling tahu diri, selalu mentaati semua perintah Allah dan orang yang paling konsisten dan pertama kali mengamalkan semua perintahnya, maka beliau juga bertawassul dan memrintahkan sahabatnya untuk bertawassul pula, hal itu akan nampak jelas bagi orang yang mendalami islam dengan benar. Berikut diantaranya :
a.       Rasul SAW bertawassul saat melangsungkan proses pemakaman ibunda imam Ali bin Abi thalib yakni Fatimah binti Asad yang pernah merawat beliau saat tinggal bersama suaminya Abu Thalib. Beberapa saat sebelum jenazahnya dikuburkan, Rasul memasuki liang lahatnya dan berbaring disana sambil bertawassul dan berdoa “Allah adalah Dzat yang Maha menghidupkan dan Maha Mengasihi” (HR.Ath Thabrani).
b.      Begitu doa yang selalu beliau panjakan saat berjalan ke mesjid yang penuh dengan tawassul sebagaimanadiriwayatkan oleh Al Baihaqi, Ibnu Majah, Imam Ahmad, Ibnu Sunni dan Abu Nu’aim, do’anya cukup panjang bila anda ingin menyimaknya silahkan tanyakan kepada orang berilmu.

APAKAH TAWASSUL HANYA BOLEH DENGAN AMAL SAJA ATAU DENGAN ORANG YANG BERAMAL ?

Seluruh ulama telah sepakat bahwa tawassul boleh dengan amal ibadah dan dengan orang yang beramal juga.
Dalil bolehnya tawassul dengan amal cukup banyak dan jelas, diantaranya :
1.       “Hai orang – orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar” QS Al Baqarah 153. Atau bisa juga diartikan : “Mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat”.
2.       Begitu pula kisah yang rasul certiakan tentang 3 orang musafir yang masuk ke dalam sebuah gua dan terjebak oleh sebuah batu yang jatuh menetupi mulut goa, lalu mereka “bertawassul” dengan amal mereka masing – masing hingga batu itu bergeser dengan izin Allah berkat tawassul mereka saat berdoa. (HR.Bukhari).
Adapun dalil bolehnya tawassul dengan Dzat yang beramal juga cukup banyak, diantaranya :
a.       Tawassulnya Rasullah SAW dalam hadist – hadist yang sudah kami sebutkan, diantaranya beliau bertawassul dengan diri beliau dan para Nabi sebelum beliau, begitu juga dalam doa yang selalu beliau baca ketika berjalan ke mesjid.
b.      Hadist yang menerangkan bahwa Nabi Adam As konon bertawassul atas diri Rasullah, padahal kejadian tersebut ribuan tahun sebelum Rasullah SAW lahir.hadist yang cukup panjang tiu di riwayatkan oleh Al – hakim, Al -  baihaqi dan At – thabrani.
c.       Hadist yang datang dari sahabat ustman bin Hunaif tentang seorang buta yang datangkepada Rasul SAW agar di do’akan sembuh dari kebutaannya, namun Rasul mengajarkannya bacaan Tawassul kepada sahabat tersebut dan ia pun sembuh dari kebutaanya sehingga melihat. (HR. Al Hakim & At Tirmidzi).
d.      Liha tafsir ayat berikut “ Dan setelah datang kepada mereka Al Qur’an dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Padahal ssebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang – orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, lalu mereka ingkar kepadanya. Maka la’nat Allah – lah atas orang – orang yang ingkar itu”. QS Al Baqarah : 89.
Secara garis besar bahwa dulu sebelum kedatangan nabi Muhammad SAW orang Yahudi sering bertawassul atas diri Rasullah SAW, namun setelah nabi tersebut datang mereka malah mengingkarinya, maka mereka mendapat la’natnya.


APAKAH BOLEH BERTAWASSUL KEPADA ORANG YANG SUDAH MENIGGAL ?

Semua ulama telah sepakat bahwa bertawassul boleh dengan orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal dan dalilnya sangat banyak, diantaranya :
a.       Karena hal itu tidak ada laranganya
b.      Umumnya kandungan surat Al Maidah ayat 35 yang sudah kami sebutkan
c.       Di zaman khalifah Umar bin Khattab terjadi paceklik yang berkepanjangan, lalu Bilal bin Harista bertawassul di makan Rasulullah kemudian ia bermimpi bertemu Rasul dan beliau SAW berpesan padanya “ sampaikan salamku kepada Umar bahwa mereka akan segera di guyur hujan” setelah mendengar kabar itu sahabat Umar pun menangis haru. (HR. Al Baihaqi & Ibnu Abi Syaibah).
d.      Hal serupa pernah terjadi pula, lalu orang – orang mendatangi sayyidah Aisyah dan beliaupun menyuruh mereka agar berziarah ke makam Rasul SAW dan bertawassul di sana, kemudian hujanpun turun (HR. Ad Darimi).
e.      Bila tawassul dengan amal boleh maka bertawassul dengan orang yang beramal,baik ia masih hidup atau sudah meninggal jelas boleh karena orang/pelakunya (yang hidup atau yang telah wafat) ataupun amalnya sama – sama mahluk Allah, simak firmaNya “ Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu”. QS. AshAshaffat : 96, dan semua mahluk sama – sama tidak memiliki pengaruh dan kekuatan apa – apa.
f.        “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang – orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. QS Al Baqarah : 154.
g.       Adapun kelompok yang membeda – bedakan hanya membolehkan tawassul dengan amal saja, atau dengan orang yang hidup saja maka dalam diri mereka terdapat indikasi Syirik
Karena seolah meyakini bahwa orang yang hidup dapat memberi manfaat dan memiliki kekuatan ataupun pengaruh khusus, dan hal itu jelas – jelas musyrik.


APAKAH TAWASSUL HANYA BOLEH DENGAN NABI SAJA ?



Tidak, kita diperbolehkan bertawassul dengan semua orang yang rajin beramal sholeh. Dalilnya adalah tawassulnya Syaidina Umar bin Khattab dengan Syaidina Abbas paman Rasullah sebagaimana yang diriwayatkan dalam Hadist Shahih. Dari Hadist itu seolah Umar mau menjelaskan :
a.    Tidak, kita diperbolehkan bertawassul dengan semua orang yang rajin beramal sholeh. Dalilnya adalah tawassulnya Syaidina Umar bin Khattab dengan Syaidina Abbas paman Rasullah sebagaimana yang diriwayatkan dalam Hadist Shahih. Dari Hadist itu seolah Umar mau menjelaskan :
a.    a. .Bolehnya bertawassul dengan selain Nabi
b.     b. Menunjukan keistimewaan ahlu bait Rasullah SAW/orang yang memilki kekerabatan dengan Rassul SAW.

0 comments:

Post a Comment

 
. | © 2010 by DheTemplate.com | Supported by Promotions And Coupons Shopping & WordPress Theme 2 Blog